Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Harga Karet Yang Semakin Tidak Berharga

Kali ini aku coba menulis sesuatu yang mungkin kurang familiar di kalangan anak gaul nusantara. Yups. Tentang harga karet!

Sebelumnya adakah di antara temans yang bekerja sebagai petani karet? Jika ada, pasti kalian kecewa dengan harga karet dalam setahun terakhir ini bukan? Harganya lumayan stabil, iya stabil murah! Di berbagai tempat, rata-rata harga karet saat ini adalah rp. 6000 perkilo.


cewek cantik penyadap getah


Kemarin sempet ada teman dari Pontianak telepon:

Teman: "Halo Zuk, asal lo tau ya, di sini karet satu kilo 6000. Kalo di situ?"

Aku: "Di situ? Oh.. Di situ kadang saya merasa sedih, bro."

Teman: "Zuk. Bisa serius gak?"

Aku: "Oh, iya. Bisa, bisa. Di sini satu kilo 10 ons, bro."

Teman: "Lu kebanyakan hidup di bawah tempurung kelapa sawit ya?"

Aku: "Haha... Okay kali ini serius. Di sini 12.000, bro."

Teman: "12.000 rupiah?"

Aku: "12 ribu dollar. Dollar Pekanbaru."

Teman: "Serius bangsat!"

Aku: "Haha iya serius, di sini 12.000 rupiah, tapi per 2 kilo, hahaha..."

Teman: *lalu terdengar suara hape dibanting*

Pun ketika aku coba SMS salah satu teman di Serbia, ternyata harga karet di sana juga ga kalah murahnya. Harga karet dunia memang lagi memprihatinken. Menurut berita di surat kabar yang aku dengar, penyebab semakin tidak berharganya harga karet adalah karena pabrik-pabrik pengolahan karet lebih suka memakai bahan baku karet sistetis alias karet buatan daripada karet alam. Ditambah semakin luasnya perkebunan karet di berbagai negara, sehingga hasil karet alam melimpah ruah. Sesuai hukum pasar, ketika barang melimpah maka harga murah, ketika barang langka maka harga menjadi mahal.


Di Riau sendiri, karet merupakan salah satu hasil alam paling terkenal selain minyak bumi, kelapa sawit dan kabut asap. Hampir di setiap perkampungan di Riau ini terdapat perkebunan karet. Banyak penduduk yang mengandalkan hasil karet untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tapi dengan harga seperti saat ini, tentu saja hasil kebun karet sudah tidak bisa lagi dijadikan andalan. Makanya banyak penduduk yang beralih profesi dari tukang sadap karet menjadi supir angkutan, kuli bangunan, penjual sayur, buruh pabrik, model, bintang iklan, dan lain-lain.


Harga Karet Murah

Aku yakin banget, pasti para petani karet belum bisa move on dengan kenangan indah di akhir tahun 2009 hingga pertengahan 2010 lalu. Di mana pada masa itu harga karet mengalami masa keemasannya. Di kampungku sendiri, harganya pernah tembus rp 23.000 per kilo. Penghasilan petani karet saat itu antara 200.000 hingga 600.000 per hari. Tergantung luas kebun karet yang mereka kuasai.

Dengan penghasilan sebanyak itu untuk ukuran orang kampung, banyak yang akhirnya lupa diri dengan menuruti nafsu hedonisnya. Kredit mobil pribadi, kredit beberapa motor sekaligus untuk diberikan ke setiap anggota keluarga, mengambil pinjaman di bank untuk membangun rumah dan berbagai keperluan lainnya. Dengan jaminan, pendapatan dari kebun karet untuk angsuran tiap bulan.

Sayang seribu kali sayang, harga mahal itu cuma eksis berapa bulan saja. Pertengahan 2010 harganya mulai memurah sedikit demi sedikit namun terus menerus dan begitu cepat. Dari harga 23.000 turun menjadi 22.000, turun lagi menjadi 21.000, turun lagi jadi 20.000, dan terus turun lagi, lagi, dan lagi. Bahkan seingatku, dari tahun 2013 hingga saat ini harga karet cuma berkisar antara 6000 - 8000. Tidak pernah lebih dari 10.000 lagi.

Bagi mereka yang di waktu harga karet tinggi jor-joran mengambil kreditan ini dan itu, begitu harga karet terus menurun tanpa henti, jelas merupakan pukulan telak. Mereka harus menghadapi debt collector. Dan ketika tidak sanggup membayar cicilan, mereka harus merelakan mobil dan motor mereka diambil paska oleh petugas dialer. Dan tentu saja uang muka serta angsuran yang pernah dibayar hangus tanpa terbakar. Boro-boro untuk bayar cicilan, demi membeli kebutuhan pokok saja sulit. Sungguh kenyataan pahit.
 

Tapi biarpun pahit, tetap ada pelajaran berharga dibalik peristiwa tersebut. Bahwa, roda kehidupan itu terus berputar. Hari ini kita di atas, bisa saja besok di bawah, di samping, dari belakang. Masa depan bisa dirancang tapi tidak bisa diprediksi dengan pasti. Banyak hal-hal tak terduga yang bisa mengubah banyak hal. Jangan foya-foya selagi jaya! Sisihkan sedikit untuk sedekah dan tabungan. Guru kencing berdiri murid kencing berlari. #apasih

#SalamTampan

8 komentar untuk "Harga Karet Yang Semakin Tidak Berharga"

  1. hahaha. njiirrrrrr tumben kagak gila lu bang.

    BalasHapus
  2. Baru mampir udah suka sama tulisannya :)

    www.fikrimaulanaa.com

    BalasHapus
  3. KAsihan deh sama karetnya....

    BalasHapus
  4. Pasti tmn lo bnyak yg streees ya bg habis komunikasi ama lu hahahah

    BalasHapus
  5. Bisa jadi. Makanya aku jadi gak punya banyak temen. :/

    BalasHapus