Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Musim Kabut Asap Terburuk

Sudah kurang lebih satu purnama, wilayah Riau diselimuti kabut. Tapi ini bukan semacam kabut di lereng pegunungan yang sejuk, atau asap tukang sate yang baunya harum. Bukan! Kabut yang beredar di udara adalah asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan, yang jika terus dihirup akan tidak baik untuk kesehatan.

Dan memasuki bulan september ini, kepekatan asap bukannya berkurang, malah semakin menjadi-jadi dan sudah menjadi berita nasional. Ada juga yang becandain bencana ini lewat meme-meme lucu peristiwa kabut asap.


Bencana asap seperti ini sebenarnya bukanlah yang pertama, dan sepertinya juga bukan yang terakhir. Setiap tahun setiap musim kemarau tiba, angkasa bumi Lancang Kuning selalu saja dihiasi kabut asap hasil dari kebakaran hutan dan lahan gambut di berbagai tempat. Tapi selama kurang lebih 10 tahun saya tinggal di Riau, kabut asap musim ini bisa dibilang yang paling parah dari yang sudah-sudah.

Biasanya, kabut asap hanya menyerang beberapa wilayah Riau saja terutama kota Pekanbaru dan wilayah-wilayah yang dekat dengan titik api. Kalau kali ini, hampir seluruh wilayah Riau terkena imbas secara adil dan merata, bahkan di propinsi-propinsi sebelah juga mendapat bagian. Di desa tempat orang tua saya tinggal, saking pekatnya asap, sekolah sudah diliburkan sejak hari kamis kemarin. Kabut asap tahun sebelum-sebelumnya, tidak pernah ada sejarahnya anak sekolah sampai diliburkan.




Dari pantuan reporter zigzagzuki.com di lapangan, yaitu saya sendiri, kabut asap musim ini memang parah bingits. Apalagi di kota Pekanbaru, barangkali karena jarangnya pepohonan, kabut asap begitu terpampang nyata. Pekanbaru bagaikan negeri di atas awan. Ke arah manapun mata memandang, akan terlihat kabut putih. Di Pekanbaru sudah tidak berlaku basa-basi, "Eh keluar bentar yuk, cari udara seger." Di luar rumah, sudah tidak tersedia lagi udara segar. Terkontaminasi asap semua!

Hal senada juga disampaikan salah dua warga yang saya temui di Jalan Kubang Raya, Panam. Dua warga bernama Rani dan Dwi tersebut tadinya mau saya wawancarai, tapi karena masing-masing memakai masker jadi tidak jelas suaranya. Akhirnya saya minta nomer WA untuk tanya jawab via chat biar lebih gampang. Dan ketika aku tanya pendapat mereka mengenai peristiwa kabut asap, Rani mengatakan, kalau kabut asap kali memang lebih parah dibanding sebelum-sebelumnya.

Itu saja sih pertanyaan seputar bencana kabut asap. Selebihnya mewawancarai dengan pertanyaan, "Eh, sudah makan belum? Nantik malam ada acara nggak?" #Lah




Di Pekanbaru sendiri, sekolah-sekolah sudah ada yang ditutup sejak hari selasa. Dan tiga hari ini, aktivitas sekolah sudah berhenti total dan entah sampai kapan sekolah diliburkan. Bisnis penerbangan juga lumpuh total. Korban Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sudah ribuan.

Udara Pekanbaru memang sudah tidak sehat untuk kehidupan. Darurat! Selain membuat mata perih, juga bisa bikin dada sesek kayak mendengar kabar mantan mau nikahan, atau ketika memakai beha kekecilan. Pokoknya bahaya kalau keluar rumah tidak memakai pelindung. Di beberapa ruas jalan di Pekanbaru, juga sudah ada pembagian masker gratis. Warga dihimbau untuk menggunakan masker jika keluar rumah. Jika tidak punya masker, bisa menggunakan sapu tangan untuk menutupi wajah, tidak mengapa walau akhirnya nanti jadi rada mirip-mirip Kakashi.




Bencana asap ini, semakin melengkapi daftar penderitaan rakyat Riau sepanjang tahun ini. Harga karet terus-terusan murah, harga kelapa sawit anjlok drastis, padahal dua tanaman tersebut adalah sumber pendapatan utama sebagian besar masyarakat Riau. Sementara gara-gara nilai rupiah kacrut sama dollar, harga beberapa kebutuhan pokok malah naik.

Tapi yasudah, sabar saja. Sabar! Dan berdo'a juga ding.

10 komentar untuk "Musim Kabut Asap Terburuk"

  1. Kami masyarakat Riau nggak butuh masker,kami butuh udara sehat utk bernafas dalam beraktivitas

    So please siapapun yg diluar sana yg ngebakar hutan berhentilah. Hutan adalah paru2 dunia yg harus dijaga...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar. Masker hanya penyelamat sementara, dan kemana-mana menggunakan masker itu tidak nyaman. :)

      Hapus
  2. edukasi di masyarakat memang harus terus ditingkatkan, karena membuka lahan dengan cara instant yaitu dibakar memang tidak selayaknya dilakukan karena merugikan kepentingan umum daripada kepentingan segelintir individu... makasih infonya mas admin..salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selain edukasi, sudah sepantasnya pelaku pembakaran entah itu perorangan atau perusahaan, ditindak dengan hukuman yang berat. Salam kenal juga, Mas Farha. :)

      Hapus
  3. Tebal banget kabut asapnya
    semoga bencana asap ini bisa cepat berlalu :)

    BalasHapus
  4. persis seperti di banjarmasin. saya kemarin ke banjarmasin pagi hari luar biasa asapnya tebal banget. lahan gambut yang entah kebakaran atau di bakar menjadi sumbernya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sumatera sama Kalimantan emang asap lagi eksis haha. Semoga segera berlalu dan udara jadi seger lagi..

      Hapus
  5. Semoga di Tahun2 depan tidak terjadi lagi

    BalasHapus
  6. Hal seperti ini sangat mengganggu aktifis dan membahasakan pengendara. Pengusaha yang untung masyarakat yang kena imbasnya

    BalasHapus