Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Cerita Lucu Romantis: Ketika Zuck Linn Putus

Cerita lucu Sejoli Salah Gaul Zuck dan Linn seperti ini dulunya lumayan sering aku tulis di facebook. Tapi entah sekarang-sekarang ini facebook semakin tidak asyik, suka menghilangkan postingan-postingan para penggunanya. Jangankan postingan lama, status bulan-bulan yang lalu aja banyak yang sudah tidak terdeteksi di wall. Agak kesel juga sih, apalagi kalau status yang hilang itu punya arti tersendiri dan pengen dibaca kapan-kapan lagi. Makanya sekarang aku lebih memilih menuliskannya di blog yang pengarsipannya jauh lebih baik.

Setelah dua bulan lalu menulis Cerpen Lucu: Kencan Kacau yang ternyata menjadi postingan paling populer di blog ini, kali ini aku mencoba membuat tulisan bergenre sama. Tapi ini bukan cerpen. Ini hanya cerita ringan-ringan saja. Happy Reading.

Ketika Zuck Linn Putus

Simbol Putus Cinta
Akhir-akhir ini mereka sudah tidak seperti Romeo dan Juliet lagi. Lebih seperti Tom dan Jerry. Bentar-bentar tengkar. Zuck yang semakin posesif. Dan Linn yang jarang mau mengalah. Zuck yang sibuk dengan keinginannya sendiri, dan Linn yang mulai capek dengan semua sikap Zuck.

Seperti malam minggu lalu. Di saat hati Linn yang sudah berbintang-bintang menanti dimalamingguin Zuck, seketika berubah menjadi kelabu ketika di detik-detik terakhir Zuck mengabarkan belum bisa datang. Dia mau nonton pertandingan terakhir tim kesayangannya Cordoba melawan Eibar di liga Spanyol musim ini. Linn yang jengkel banget, lari serampangan menuju kamarnya sambil ngomel-ngomel. Karena serampangan, tanpa sengaja pahanya menyenggol pojokan sofa. Brukk! Dia jatuh. Jengkelnya pun semakin berlipat ganda!

Di saat yang sama tapi di tempat berbeda, Zuck sedang asyik nonton bola. Begitu bola selesai, bukannya menghubungi Linn, dia malah lanjut nonton Jodha Akbar, terus sambung ke King Sulaiman. Akhirnya jam 12.15 Zuck baru berangkat ngapelin Linn. Tentu saja Linn tidak terima karena malam minggu sudah ditutup. Zuck pun pulang lagi tanpa rasa bersalah.

"Kenapa gak mau nemuin aku?" tanya Zuck via telepon sesampainya di rumah.

"Ini udah jam berapaaa?! Jengkelin banget sih!"

"Iya deh maaf."

"Saking jengkelnya aku sampai jatuh kesandung pojokan sofa tau gak!"

"Beneran jatuh? Jangan-jangan cuma diving."

"Beneran!!!"

"Yaudah jangan marah-marah dong. Masih mending kan jatuh kesandung pojokan sofa, daripada jatuh cinta kepada orang yang salah?"

"Iya! Dan orang yang salah itu kamu!"

"Cowok memang selalu salah ya?"

"Udah tau peraturannya gitu gak mau disalahin."

"Yaudah ngomongin yang lain aja."

"Emoh. Aku maunya ngomongin kita."

"Kamu udah makan?"

"Udah."

"Kok udah sih? Trus siapa yang ngingetin kamu makan? Siapa? Muntahin lagi!"

"Kamu lewat pesan facebook."

"Seharian ini aku gak sempat facebookan."

"Aku kan tau password fb kamu, Mas. Jadi aku masuk, aku nulis pesan trus kirim ke akunku sendiri 'jangan lupa makan ya, Sayang'"

"Hehe..."

"Makan tuh bola! Makan tuh drama India! Udah kayak emak-emak aja nontonnya drama."

"Sayang! Kamu boleh ngelarang aku nonton bola, ngelarang aku make narkoba, tapi jangan pernah sekali-kali ngelarang aku nonton putri Hurrem. Camkan itu!"

Linn diam saja males ngomong dan berdebat lagi.

"Yaudah deh besok sore kita jalan-jalan. Aku traktir kamu apa aja yang kamu mau," bujuk Zuck.

"Beneran, Mas?"

"Beneran, Sayang. Mau minta apa aja aku beliin, yang penting jangan lebih dari duapuluh ribu."

"Asyik. Awas kalo bohong!"

*****

Minggu sore Zuck dan Linn motor-motoran keliling komplek naik matic-nya Linn sampai capek. Kemudian mampir di rumah makan Padang 'Rindang Raya'.

"Kita pesen makan sepiring berdua aja ya, Sayang."

"Iya, Mas. Biar romantis."

"Romantis apaan. Ini nih untuk pengiritan, Sayang," jawab Zuck jujur dan apa adanya. Sepertinya pelit memang sudah menjadi gaya hidupnya sehari-hari.

Linn merengut ringan mendengar jawaban Zuck. "Males ah kalau tujuannya buat pengiritan. Kirain biar romantis."

"Yaudah, mau makan apa, Sayang?"

"Nasi sama lauknya ayam apa tuh, Mas, yang bentuknya kayak kentakipretciken," kata Linn.

"Oh itu ayam pop, Sayang."

"Iya ayam pop. Kalau Mas sama ayam rock aja ya, hihi," canda Linn. Garing.

"Enggak ah. Aku maunya ayam yang lain."

"Ayam apa?"

"Ayam nothing without you."

Wajah Linn merona dan tersenyum malu-malu kambing mendengar gombalan Zuck yang tak seberapa itu. Setelah senyum malu-malu kambingnya selesai, ia mulai menyantap nasi dan ayam pop pesanannya dengan lahab. Zuck hanya ngeliatin saja kekasihnya makan sambil nungguin sisa.

"Gimana ayam pop-nya, Sayang?" tanya Zuck.

"Umm.. Nikmat, Mas. Nikmat bangeeet..." jelas Linn merem melek saking enaknya.

Zuck melotot. "Segitunya?! Muntahin lagi! Muntahin lagiii..."

"Apaan lagi sih, Mas?"

"Aku gak suka kamu dapat kenikmatan selain dari aku. Muntahin lagi!" hardik Zuck yang mulai terbakar cemburu sama ayam.

Linn gemes banget menghadapi sikap Zuck yang tingkat posesifnya sudah tidak manusiawi ini. Pengen rasanya jejelin tulang ayam ke cangkemnya. "Mas ini maunya apa sih? Dikit-dikit salah. Dikit-dikit salah! Salah kok dikit-dikit."

"Gak lucu! Pokoknya aku ga seneng kamu mendapat kenikmatan selain dari aku!" kata Zuck kemudian berdiri dan melangkah kasar keluar rumah makan meninggalkan Linn.

Linn yang sudah kehilangan selera makannya, kemudian buru-buru menyusul Zuck.

"Maunya apa sih sebenarnya?" desak Linn sesampainya di parkiran.

"Kalau begini terus aku gak sanggup," dengus Zuck.

"Begini gimana?"

"Kamu selalu berbuat semaumu sendiri!"

"Kebalik! Justru kamu yang akhir-akhir ini berbuat seenak udelmu!" Linn juga mulai emosi.

"Sok tau! Kayak pernah jilat udelku aja!"

"Hueek!"

"Yaudah kita pisahan aja. Kita putus!"
 
Linn terhenyak menatap Zuck tak percaya. Lalu menggeleng kuat-kuat.  "Nggak mau, Mas. Nggak mau!"

"Kenapa? Kamu gak sanggup berpisah denganku kan? Hahaha. Makanya berubah dong!"

"Aku gak rela kamu mutusin aku. Biar aku aja yang akan mutusin kamu. Kita putus! Puu... Tus!" ketus Linn sambil memperagakan gerakan telapak tangan menyembelih leher sendiri.

"Eh, gak bisa gitu. Udah duluan aku yang mutusin kamu!"

"Pokoknya aku yang mutusin kamu! Aku!"

"Terserah! Pulang sana sendiri jalan kaki nggak usah bonceng aku!" maki Zuck sambil menaiki motornya.

"Eh setan, itu motor gue! Sini kunci motornya sini!"

"Oia lupa..."

Lalu Linn menaiki motor matic-nya yang tadi sempat diduduki Zuck. "Sana kamu pulang numpang truk batubara. Gak usah bareng gue. Kita udah putus!"

"Ingat ya, Linn. Suatu saat lu bakal nyesel udah mutusin gue. Sampai kapanpun lu ga bakalan dapet cowok yang sepelit gue!"

"Opo yo tak pikir!"

"Ndasmu!"

"It's oke wae, Mas. Aku rapopo," Linn mulai menstater motor matic-nya.

"Baiklah, Linn. Selamat tinggal. Daa..." kata Zuck seraya melambaikan tangan.

"Dadaa..." bales Linn sambil melambaikan dada.

Setelah itu, Linn langsung mengegas motornya dengan kecepatan 300km/h meninggalkan sang mantan dengan perasaan remuk redam.

Baru 500 meter, ia menghentikan motornya di pinggir jalan, kemudian duduk nangis di trotoar. Ia masih tidak percaya kedekatannya dengan Zuck yang sudah berlangsung sejak kecil, harus berakhir gara-gara sepotong ayam pop. "Zuck sialan. Tega bener mutusin gue.. Huhuuu...." ratapnya sesenggukan.

Beberapa saat kemudian, seorang pengendara motor berhenti di dekat Linn. "Mbak kenapa nangis?"

Linn buru-buru mengusap air matanya. Kemudian menggeleng lemah. "Saya nggak nangis kok, Bang. Ini lagi latihan pipis lewat mata."

Pengendara motor itu pengen ngakak tapi nggak tega. "Saya cuma mau nanya, Mbak. Rumah makan Rindang Raya di mana ya? Katanya sih di sekitar sini?"

"Oh itu di sana, Bang. Udah deket kok. Abang jalan terus aja lurus. Nah nanti kira-kira 500 meter, ada cowok berdiri di sana sok ganteng dan nyebelin namanya Zuck, tabrak aja, Bang!"

******
Sejak putus dengan Linn tiga hari silam, hidup Zuck sekarang menjadi tenang dan sepi. Tapi ternyata ia tidak bahagia dengan kondisi itu. Zuck mulai menyadari, meskipun Linn itu cantik, tapi dia baik, udah gitu lucu. Ia butuh Linn. Siang malam terasa hampa tanpa adanya Linn.

Seperti malam ini, padahal jarum jam sudah berada di angka dua, tapi kangennya tidak bisa diajak kompromi dengan waktu. Hingga membuatnya tidak bisa tidur. Akhirnya ia singkirkan gengsinya, meraih handphone menghubungi Linn. Beruntung Linn belum tidur dan ganti nomor.

"Halo, Linn," sapa Zuck.

"Halo juga," jawab Linn lirih.

"Apa kabar? Maaf baru sempat nelpon. Oia, tiga hari yang lalu kamu udah makan?"

"Embuh," bisik Linn. "Kenapa nelponnya malam-malam sih?"

"Emm... Nungguin gratisan, hehe."

"Huh. Dasar!" sungut Linn. "Kalo nelpon jam segini tuh ganggu orang-orang yang udah tidur tau."

"Yaudah kalo gitu kita ngobrolnya dalam hati aja gimana?"

"Baiklah..." jawab Linn dalam hati.

"Aku kangen kamu banget," kata Zuck dalam hati.

"Kan emang disarankan begitu, kalau tidur sebaiknya tidak usah pake beha demi kesehatan," jawab Linn masih dalam hati.

"Udah ah, jangan ngobrol dalam hati lagi, gak nyambung," kata Zuck.

"Haha..." Linn tertawa.

"Aku kangen tawa kamu seperti ini, Sayang."

Linn tertegun. Terdiam beberapa saat membayangkan wajah Zuck yang nyebelin yang sudah sekian hari tak dilihatnya. "Kenapa manggil aku 'Sayang'? Kita kan udah putus?"

"Eh, eh, iya. Duh... Sorry, sorry. Udah terbiasa sih," suara Zuck terdengar gelagapan salah tingkah.

"Emang kamu udah bisa move on?"

Linn terdiam lagi. "Gak bisa, Mas."

"Kita balikan?" tawar Zuck langsung.

"Enggak mau."

"Ciee udah dapat pengganti cowok yang lebih pelit dari aku ya? Selamat deh."

"Enggak! Aku belum bisa move on. Sampai kapanpun kamu tak akan terganti, Mas. Diganti dengan uang juga gak bisa..."

"Trus kenapa gak mau balikan?"

"Buang L-nya."

"Emm... Berarti baikan?"

"Iyah."

"Hehe. Baiklah."

"Mas jangan tinggalin aku lagi. Aku butuh kamu, Mas. Setiap hari Mas harus nyemangatin aku buat move on. Aku gak bisa move on sendirian," Linn mulai terisak.

"Iya, Linn, iya. Aku juga gitu. Kita barengan lagi ya. Kita move on sama-sama."

"Janji ya, Mas?"

"Iya, Sayang."

Linn tersenyum. Zuck juga.

*****


Serial Komedi Zuck dan Linn Selengkapnya Dari Awal Kenalan Bisa Kalian Baca DI SINI!

27 komentar untuk "Cerita Lucu Romantis: Ketika Zuck Linn Putus"

  1. suka banget sama zuck dan linn, agak gak rela aja kalo mereka putus hehe
    koplaknya itu loh :D

    BalasHapus
  2. Itu cerita dulu penah di fb yang surat cinta dari orang ga jelas pake modus itu judulnya apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang mana ya, Ri? Facebook emang gitu sekarang, suka menghilangkan postingan-postingan kita..

      Hapus
  3. kampred om sumvah..
    Follow twitterku dong, ntar tak follback @si_maryon

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jarang twitteran aku, Bro. Follow aja trus mentions, pasti aku polbek.

      Hapus
  4. sumpah kocaaaak mas,,ngakak gw,,sisain gw yg beginian dong satu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha Makasih, Eka. Masih banyak kok, pinter-pinter aja nyarinya, haha..

      Hapus
  5. kunjungan balik dong om simaryon.blogspot.com
    blognya kecil sih, walaupun ceritanya garing dan (ada) cerita dari inspirasi bang zuck tapi tetep dikunjungin yah, biar sama sama mesra :)
    *entah kenapa gue jadi homo gini, mungkin perlu diberi kembang desa*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha udah ya. Bagus kok sumpah. Aku suka blog-blog dengan bahasa seperti itu... :)

      Hapus
  6. Udh lama bgt ga baca yg ky gini.. :p top bgt zuck.. Lanjutkan..!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Mbak Dewi Susanti. Iya saya juga ngerasa udah lama gak nulis kayak gini. :)

      Hapus
  7. wih . kangen postingan kayak gini..fb emang gitu. gimana kbrnya fp arizuna

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah semenjak fb kayak gitu modelnya, FP Arizuna mengalami kemunduran yang pesat. :)

      Hapus
  8. Arizuna emang kereenn,, (kerenVeng) mksudnya,, :D

    BalasHapus
  9. Bang arizuna kereN tanpa "N" haha *eh keceplosan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti Arizua dong kalo tanpa N. Yaudah deh Arizua biar keren. :)

      Hapus
  10. Bang Juk Pku nya dimana? Jawab bg, jawab!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Lipatkain.. :)

      Nggak di kota Pekanbarunya kok. :)

      Hapus
  11. apa hubungannya ngobrol dalam hati sama tanpa pakek beha baik buat kesehatan..?
    hahhahaha......

    BalasHapus
  12. Aku udah baca semua artikelnya bang zuck,,
    Semuanya jos gandos top markotop,
    Sampai hafal tapi nggak ada bosen bosen nya..

    BalasHapus
  13. hhahahaha, puas gua , udah ke bca semua,,salut deh buat ide kreatifnya.

    BalasHapus
  14. Kangen kisah zuck linn ��

    BalasHapus
  15. ga ada ikon jempol ya....yo wes pake kata kata aja...nih jempolnya...

    BalasHapus
  16. Ngfans bgtz ma zuck and linn nya.. dari smk..

    BalasHapus
  17. bang juki, kalo bisa ni mah,, tolong d susun cRitanya zuck linn dari pertama ktemu sampe jadiannya, terus d smbung dgn cerita2 kaya ginih tngah2nya biar puguh, 😃
    up to date terus story nya bang juk

    BalasHapus